Jejakborneonews.com, Banjarbaru – Fenomena kemarau basah berdampak signifikan pada jumlah Kasus kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) di Kalimantan Selatan (Kalsel) pada 2025. Hingga apabila dibandingkan, jumlah kejadian Karhutla di Kalsel saat ini menurun dibandingkan 2024 dan 2023.
berdasar update terakhir per 9 September 2025, luasan lahan dan hutan terdampak meningkat menjadi 830,94 hektar. Sementara jumlah kejadian Karhutla sebanyak 366 kali. Sementara titik api terdeteksi per 9 September 2025 sebanyak 2395 titik.
“Dari total luas lahan terdampak, sebanyak 262,70 hektar lahan berhasil ditangani,” ungkap Kabid Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kalsel Bambang Dedi Mulyadi, kepada jejakborneonews.com di Banjarbaru.
Namun luas lahan Karhutla per 9 Sepetember 2025, masih di bawah luas terdampak tahun 2024.
Luas lahan terdampak Karhutla 2024 mencapai 1326 hektar dengan jumlah kejadian Karhutla sebanyak 366 kali. Sementara jumlah titik panas sepanjang 2024 mencapai 6349 titik.
Bambang Dedi Mulyadi mengatakan, turunnya Karhutla karena upaya mitigasi yang terus ditingkatkan. Salah satunya modifikasi cuaca.
“Upaya mitigasi terus kita tingkatkan, data yang ada karhutla 2025 dibanding tahun 2024 apalagi 2023, jauh menurun signifkan,” katanya.
Selain itu Kata Bambang, kemarau basah cukup mempengaruhi angka karhutla di Kalsel, disamping sosialisasi karhutla ke masyarakat. Serta dukungan sejumlah pihak dalam penanggulangan karhutla.
Sementara itu diketahui, status siaga darurat Karhutla di Kalsel berlaku sejak 4 Agustus hingga 30 September 2025.
Terkait apakah status siaga karhutla di Kalsel itu diperpanjang, Bambang menyebut tergantung kondisi. Hal ini berdasarkan hasil analisa dan evaluasi.
“Kami bidang 1 Pencegahan dan Kesiapsigaan setiap hari selalu menganalisa dan evaluasi, apakah perlu dilakukan perpanjangan atau tidak. Kita akan lakukan rapat koordinasi dengan pihak terkait, sehingga kita bisa menyampaikan analisa itu kepada gubernur, dan beliau memutuskan apakah diperpanjang atau tidak,” ujar Bambang.
Diketahui berdasarkan data BPBD hingga Minggu (14/9/2025), kejadian karhutla paling banyak ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) sebanyak 100 kejadian. Disusul 64 kejadian di Kota Banjarbaru, Tanahlaut 50 kejadian, Kabupaten Banjar 34 kejadian, Hulu Sungai Utara 28 kejadian, Balangan 21 kejadian, Barito Kuala 19 kejadian, Hulu Sungai Tengah 12 kejadian.
Selanjutnya Kotabaru 5 kejadian, Tabalong 5 kejadian, Tanahbumbu 4 kejadian, dan paling sedikit Kota Banjarmasin hanya 1 kejadian karhutla.











